EKONOMI

Buwas Sebut : Kebijakan lmpor Beras, Adalah Perintah Airlangga dan Muhmmad Luthfi

Buwas Sebut : Kebijakan lmpor Beras, Adalah Perintah Airlangga dan Muhmmad Luthfi
  BERITAAKTUAL87.id, Jakarta - Budi Waseso Dirut Perusahaan Umum Bulog mengaku tidak mengusulkan impor beras pada tahun ini. Hal ini karena Bulog masih memiliki cadangan beras di gudang dan petani akan menyambut panen raya, Rabu (17/2/2021). ''Data BPS menyampaikan Maret, April, Mei itu surplus. Itu yang Kami jadikan pedoman. Sehingga saat Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas), Kita tidak memutuskan impor dalam rapat dengar pendapat bersama Badan Legislasi DPR pada 16 Maret 2021 kemarin'', ujar Budi Buwas mengungkapkan, Langkah impor beras ini muncul setelah pihaknya menerima perintah mendadak dari Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto. ''Kebijakan Pak Menko dan Pak Mendag, Kami akhirnya dikasih penugasan tiba-tiba untuk melaksanakan lmpor". Menurutnya, Rapat koordinasi bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sebelumnya tak pernah membahas lmpor beras. Rapat itu hanya membahas stok pangan dalam Negeri dan ancaman gangguan cuaca yang dapat mengganggu stok beras. Buwas mengatakan, Pihak Bulog malah mendapat beban tambahan akibat kebijakan lmpor beras ini. Hal ini terkait keberadaan stok cadangan beras pemerintah (CBP) dari sisa impor 2018 sebanyak 275.811 ton di gudang Bulog, bebernya. Penyaluran cadangan beras ini hanya bisa berjalan dengan penugasan dari Pemerintah. Di sisi lain Buwas mengaku, Bulog tidak lancar menyalurkan beras saat ini. Hal itu karena Bulog sudah tidak lagi menjadi penyalur beras untuk program bansos beras sejahtera (Rastra). Sehingga saat itu kami punya 3,1 juta ton itu kehilangan pasarnya untuk 1 tahun sampai 2,6 juta ton. Sehingga bermasalah sampai sekarang. Sehingga beras eks impor tersisa hingga saat ini, dan kondisinya karena sudah tiga tahun mutunya turun, katanya. Beras impor yang telah berkurang kualitasnya itu berjumlah 106.642 ton. Buwas menyebut telah menyampaikan masalah ini pada Pemerintah. Pemerintah dan Bulog pernah menyepakati untuk mengolah beras sisa impor 2018 menjadi tepung. Rencananya, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian akan melaksanakan kesepakatan itu. Tapi sampai saat ini belum bisa dilaksanakan. Ini menjadi beban Bulog, ujarnya. "Buwas menjabarkan, Stok beras Bulog sebesar 883.585 ton, Terdiri dari beras CBP mencapai 859.877 ton dan beras komersial sebanyak 23.708 ton/14 Maret 2021". Buwas yakin Bulog nantinya dapat menyerap 500 ribu ton beras dari petani lokal saat panen raya. Dari total beras lokal yang Bulog beli itu, sebanyak 390.800 ton akan menjadi Cadangan Beras Pemerintah. Dengan begitu cadangan beras akan melebihi ketentuan CBP/Tahun di kisaran 1 juta sampai 1,5 juta ton. Tak cuma membebani Bulog, petani juga mengeluhkan lmpor beras ini dapat mengancam petani. Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) mencatat, Harga gabah di tingkat petani saat ini terus turun, Meski belum memasuki masa puncak panen raya, ucapnya. "Harga gabah acuan pemerintah adalah Rp.4.200/Kilogram. Namun, gabah petani di berbagai daerah memiliki harga di bawah angka itu". Harga gabah rata-rata di Ngawi - Jawa Timur, dan Demak-Jawa Tengah ada di bawah Rp.4.000/ Kilogram. Sementara harga gabah petani di Kroya, Indramayu, Jawa Barat berkisar Rp.3.000 s/d Rp.3.500/Kilogram, imbuhnya. (*red).
Tags: -

0 Komentar :

Belum ada komentar.